JAKARTA, (Panjimas.com) – Banyak hal yang perlu
dipahami apa yang melatarbelakangi kejadian demi kejadian disana. Ujian
hasil didikan Ramadhan selama 1 bulan tentang kesabaran langsung Allah
uji masih kah itu membekas dan menjadi bagian dalam Ruh dan jiwa kita.
Sehingga ketika melihat sebuah kejadian bukan hanya dengan mata, tapi
mampu menghidupkan mata hati agar mampu melihat dengan kecerdasan” yang
lebih dalam di setiap persoalan umat secara menyeluruh.
Menggugah dakwah kita, agar saat kita membangun Mushola/ Masjid
buatlah dari bahan yg tidak mudah terbakar memang mahaltapi itulah
dakwah, memerlukan pengorbanan yang besar semangat berinfak dalam
membangun Rumah Allah.
Mengolah satu informasi dengan kecerdasan emosional, agar menjadi
sebuah strategi dakwah yang cerdas sebagaimana dakwahnya
Rasulullah.Dakwah dengan keteladanan.
“Bersiap-siaplah ketika ada orang-orang yang menghina Islam itu
tandanya mereka sebentar lagi akan memeluk Islam. Ingat Papua sedang
menjadi sorotan Dunia dimana hampir setiap saat jumlah pemeluk Islam
semakin bertambah” ujar Ust Fadlan Garamatan. Sabtu (18/7).
Sikap memberikan keteladanan, akan menguatkan bahwa Islam bukan agama
pendendam, namun rahmat bagi seluruh Alam semesta. Sikap sebaliknya
hanya akan menimbulkan citra buruk bagi masyarakat dan dunia dan akan
semakin mudah menjadi santapan mereka. Ingat kita tak cukup memiliki
media informasi.
“Memahami latar belakang Papua, kita harus hidup dan berada diantara
mereka kehidupan sosial sangat memberi pengaruh kepada gejala dan
kejadian yang berlangsung saat ini. Masih banyak hal lain yang secara
spesifik tidak bisa diungkap ke semua orang.” Ujar dai yang berhasil
mengislamkan ribuan penduduk Papua .
Doa kita, Semoga Allah beri kekuatan Iman kepada sudara-saudara
muslim kita disana. Dan mereka yang hari ini membenci Islam, semoga
hidayah datang kepada mereka, sehingga mereka akan merasakan Indahnya
Islam.
Keadaan sebenarnya di lapangan, penduduk asli Papua tidak pernah
berbuat kericuhan, baik yang muslim maupun kristen. Jikapun ada itu
mereka yang sudah terprovokasi dengan para misionaris dan jemaah gereja
yang datang dari Toraja, Manado dan Ambon.
“Soal speaker pernyataan Wakil Presiden Jusuf Kalla itu tidak benar, itu provokasi saja..”
Ustadz Fadhlan berharap kasus ini kesempatan umat Islam untuk bersatu
dan benar-benar memperhatikan dakwah di Papua, masih untung mushola
yang dibakar. Jadikan ini peluang umat bersatu menggalang dana dan
membangun masjid yang sebesar-besarnya di Tolikara.
Para misionaris itu cemburu karena seiring berjalannya waktu semakin bertambah banyak penduduk Papua yang masuk Islam.
http://panjimas.com/news/2015/07/18/nasehat-ust-fadlan-garamatan-terkait-pembakaran-masjid-di-papua/
No comments:
Post a Comment