Sumber: http://wabillahagro.blogspot.com/2013/09/mimpi-habib-munzir-bertemu-rasulullah.html
MIMPI HABIB MUNZIR BERTEMU RASULULLAH SAW. KEMANGKATAN TELAH DIBERITAKAN OLEH RASULULLAH SAW
Tahun 1993 aku bermimpi berlutut di kaki Rasulullah saw, menangis rindu
tak kuat untuk ingin jumpa. Maka Sang Nabi saw menepuk pundakku,
“Tenang dan sabarlah.. . sebelum usiamu mencapai 40 tahun kau sudah
kumpul bersamaku."
AlHabib Mundzir AlMusawa : Aku teringat
mimpiku beberapa minggu yang lalu. Aku berdiri dengan pakaian lusuh
bagai kuli yang bekerja sepanjang hari, di hadapanku Rasulullah saw
berdiri di pintu kemah besar dan megah, seraya bersabda, "Semua orang
tak tega melihat kau kelelahan wahai Munzir, aku lebih tak tega lagi…
kembalilah padaku, masuklah ke dalam kemahku dan istirahatlah….”
Kujenguk dalam kemah mewah itu ada Guru Mulia (Habib Umar bin Hafidz)
seraya berkata, "Kalau aku bisa keluar dan masuk ke sini kapan saja,
tapi Engkau wahai Munzir jika masuk kemah ini kau tak akan kembali ke
dunia."
Maka Rasulullah saw terus mengajakku masuk,
"Masuklah... kau sudah kelelahan… kau tak punya rumah di dunia (memang
saya hingga saat ini masih belum punya rumah). Tak ada rumah untukmu di
dunia, karena rumahmu adalah di sini bersamaku… serumah denganku… seatap
denganku…. makan dan minum bersamaku.... masuklah!"
Lalu aku berkata, "Lalu bagaimana dengan Fatah Jakarta? (Fatah tegaknya panji kedamaian Rasulullah saw).”
Maka beberapa orang menjawab di belakangku, “Wafatmu akan membangkit
kan ribuan hati untuk meneruskan cita-citamu...! Masuklah…!"
Lalu malaikat Izrail as. menggenggamku dari belakang, ia memegang dua
pundakku, terasa seluruh uratku sudah digenggamannya, seraya berkata,
"Mari… ku hantar kau masuk... mari…"
Maka kutepis tangannnya dan aku berkata, “Saya masih mau membantu Guru Mulia saya.
Maka Rasulullah saw memerintahkan Izrail as untuk melepaskanku. Aku
terbangun…. Semalam ketika aku rebah dalam kegelapan kulihat dua tamu
bertubuh cahaya, namun wajahnya tidak berbentuk kecuali hanya cahaya. Ia
memperkenalkan bahwa ia adalah Izrail as. Kukatakan padanya, "Belum…
belum... aku masih ingin bakti pada Guru Muliaku… pergilah dulu!” Maka
ia pun menghilang gaib begitu saja.
Tahun 1993 aku bermimpi
berlutut di kaki Rasulullah saw, menangis rindu tak kuat untuk ingin
jumpa. Maka Nabi saw menepuk pundakku, “Tenang dan sabarlah.. sebelum
usiamu mencapai 40 tahun kau sudah kumpul bersamaku." Usia saya kini 39
tahun pada 23 Februari 1973.
Penadangan otak ini adalah
penyakit terakhirku. Aku senang wafat dengan penyakit ini, karena
Rasulullah saw beberapa bulan sebelum wafatnya terus mengeluhkan sakit
kepala. Salam rinduku untuk kalian semua jamaah Majlis Rasulullah saw
kelak, jika terjadi sesuatu padaku maka teruskan perjuanganku… ampuni
kesalahanku… kita akan jumpa kelak dengan perjumpaan yang abadi...
No comments:
Post a Comment